
Jakarta – https://darkoke.web.id/ Pernahkah kamu mendengar tentang undur-undur? Serangga kecil yang sering ditemukan di tanah berpasir ini ternyata menyimpan fakta menarik, baik dari sisi ilmiah maupun manfaat kesehatannya.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas apa itu undur-undur, ciri-cirinya, siklus hidupnya, hingga potensi manfaatnya sebagai obat alternatif, khususnya untuk diabetes.
Apa Itu Undur-Undur?
Menurut buku Undur-Undur (Myrmeleon sp.) Sebagai Antidiabetik karya Nirmawati Angria, undur-undur memiliki nama ilmiah Myrmeleon sp., yang berasal dari dua kata Latin: myrmex (semut) dan leon (singa). Dalam bahasa Inggris, hewan ini dikenal sebagai antlion larvae atau sekadar antlion. Nama tersebut menggambarkan sifatnya sebagai predator ganas bagi semut dan serangga kecil lainnya.
Undur-undur adalah tahap larva dari serangga antlion. Bentuknya menyerupai kutu dengan capit besar di kepalanya, yang menjadi ciri fisik paling menonjol. Capit ini digunakan untuk menangkap mangsa, seperti semut, yang terperangkap dalam lubang pasir yang digali undur-undur.
Siklus Hidup dan Habitat
Undur-undur memiliki siklus hidup yang menarik. Berikut tahapannya:
Telur: Antlion dewasa bertelur di tanah berpasir. Telur ini kemudian menetas menjadi larva kecil, yang kita kenal sebagai undur-undur.
Larva: Pada tahap ini, undur-undur menggali lubang pasir menggunakan abdomennya yang berfungsi seperti bor. Mereka tinggal di lubang tersebut, menunggu mangsa dengan sabar, dan memakan serangga kecil yang terjebak.
Pupa: Setelah beberapa waktu, undur-undur bertransformasi menjadi kepompong bundar (pupa). Proses ini memakan waktu sekitar satu bulan.
Dewasa: Antlion dewasa muncul dari kepompong dengan sayap menyerupai capung kecil. Berbeda dengan larva yang ganas, antlion dewasa hanya mengonsumsi nektar atau serbuk sari dan memiliki masa hidup singkat, sekitar satu bulan.

Menariknya, meskipun larva undur-undur adalah predator tangguh, antlion dewasa justru rentan dan sering menjadi mangsa burung. Sebelum mati, antlion dewasa harus cepat kawin dan bertelur untuk melanjutkan siklus hidupnya.
Menurut Urban Ecology Center, terdapat lebih dari 2.000 spesies undur-undur di seluruh dunia. Mereka dapat ditemukan di berbagai habitat, seperti pantai, hutan berpasir, hingga lahan pertanian. Di Indonesia, undur-undur sering terlihat di tanah berpasir atau area kering.
Manfaat Kesehatan
Di Indonesia, undur-undur dikenal sebagai obat tradisional, terutama untuk diabetes. Menurut artikel ilmiah berjudul Undur-Undur Darat (Myrmeleon sp.) Sebagai Obat Alternatif Diabetes Melitus oleh Mia Roosmalisa Dewi dari Repository Universitas Jember, undur-undur mengandung zat sulfonylurea.
Zat ini membantu pankreas memproduksi insulin, yang berperan menurunkan kadar gula darah. Oleh karena itu, undur-undur dianggap sebagai alternatif pengobatan diabetes.
Beberapa cara konsumsi undur-undur untuk diabetes meliputi:
Memasukkan undur-undur mentah ke dalam kapsul.
Mengonsumsi 3 ekor undur-undur hidup dua kali sehari, lalu mengurangi dosis menjadi 3 ekor sehari jika kadar gula darah turun.
Mengonsumsi 3 ekor undur-undur hidup di pagi dan sore, disertai konsumsi bawang putih tunggal (2 siung pagi, siang, dan sore).
Selain diabetes, menurut Journal of Halal Product and Research oleh Yola Nazelia Nukraheni dkk, undur-undur juga digunakan untuk mengobati penyakit kuning dan maag. Namun, status halal-haram konsumsi undur-undur masih menjadi perdebatan, sehingga perlu pertimbangan lebih lanjut.
Meskipun undur-undur dianggap memiliki manfaat kesehatan, efeknya belum sepenuhnya terbukti secara ilmiah. Jika kamu tertarik mencobanya, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan keamanannya.